Minggu, 20 April 2014

Fakta Ketidak pedulian “Think – Eat – Save”





Kita sudah mengetahui maksud ari THINK.EAT.SAVE di jadikan tema hari lingkungan hidup se-Dunia pada tahun 2013 ini adalah karena sikap dari manusia itu sendiri yang mengkonsumsi dan memproduksi makanan secara berlebih dan menambah sisa sisa makanan yang terbuang secara sia sia

inilah fakta ketidak pedulian kita



• Indeks Perilaku Peduli Lingkungan yang dikembangkan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menunjukkan bahwa angka 0,57 (angka mutlak adalah 1), mengindikasikan bahwa masyarakat kita belum berperilaku peduli lingkungan dalam kehidupan sehari-harinya. • Di saat Planet bumi berjuang menyediakan sumberdaya seperti tanah, air, pangan dan energi untuk mempertahankan 7 miliar penduduknya, pada saat bersamaan setiap tahunnya 1/3 dari pangan yang diproduksi di dunia – sekitar 1,3 miliar ton – terbuang dan menjadi limbah. Limbah makanan menjadi salah satu kontributor terbesar dampak lingkungan. Maka bayangkan ketika planet yang kita tempati ini enggan menyediakan lagi sumberdayanya. • 1,3 miliar ton limbah makanan tersebut, negara-negara industri menyumbang limbah makanan sebesar 670 juta ton setiap tahunnya, yang jika dikonversikan ke dalam nilai uang setara dengan 680 miliar Dolar AS. Adapun negara-negara berkembang menyumbang limbah makanan sekitar 630 juta ton setiap tahunnya, atau setara dengan 310 miliar Dolar AS. • Penduduk di negara-negara kaya memiliki kebiasaan membuang-buang makanan secara berlebihan dengan jumlah mencapai 222 juta ton per tahun. Jumlah tersebut adalah hampir sama dengan produksi pangan sub-Sahara Afrika dengan total 230 juta ton. • Perubahan perilaku melalui gaya hidup telah mengubah pola ekstraksi sumberdaya alam dan energi yang ada. Manusia didorong untuk menggunakan sumberdaya alam secara berlebih dan tidak berkelanjutan. • Perilaku konsumsi masyarakat juga terus meningkat. Sekitar 49,3% makanan didatangkan dari luar daerah dan import. Kondisi ini tentunya akan memberikan dampak bagi lingkungan seperti meningkatnya emisi gas carbon dan metana dari buangan alat transportasi. • Menyambut Hari Lingkungan Hidup seDunia 2013, KLH secara khusus menyikapi tema yang dihadirkan UNEP dengan tema dan logo yang sejalan dengan “Think – Eat – Save”. Dengan logo memvisualkan daun hijau sebagai simbolisasi dari tujuan kelestarian alam, serta simbolisasi kontra-produktif berupa visual makanan yang ditumpahkan dari piring ke dalam bak sampah, serta bunyi tema “Ubah Perilaku dan Pola Konsumsi untuk Selamatkan Lingkungan”, dimaksudkan memberi gambaran yang mudah serta membuka kesadaran masyarakat atas pentingnya mengubah perilaku dan pola makan. • Masalah limbah makanan adalah masalah yang terjadi di seluruh negara, baik negara maju, negara industri maupun negara berkembang. • Konsumsi masyarakat dalam kurun waktu satu (1) bulan sekali, mengkonsumsi ayam mencapai 91%, ini lebih besar dibandingkan konsumsi daging merah yang hanya 77%. Sementara itu dalam mengkonsumsi produk yang dihasilkan daerahnya sendiri berupa umbi-umbian lokal tercatat 36,4%. Sisa sampah organik terutama makanan hanya 2,2% yang dikomposkan, selebihnya dibuang dan menjadi beban lingkungan yang terus bertambah. • Pada bidang pertanian, terjadinya limbah akan selalu terjadi sejak awal proses. Dan semua ini membawa pengaruh pada munculnya emisi gas rumah kaca. • Pada sektor produksi pertanian, limbah makanan akan mulai muncul sejak proses panen dimulai sampai dengan proses pendistribusian, pemasaran dan berlanjut lagi pada saat sampai ditangan anda sebagai konsumen, pada proses pengolahan serta makanan tak termakan. Ini semua adalah jejak makanan (food print).

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More